Ilmu Keperawatan
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Dalam dunia farmasi, kulit merupakan salah satu hal yang
penting untuk dipelajari, karena banyak hubungan antara anatomi kulit dengan
bidang-bidang kesehatan. Dengan mempelajari anatomi kulit, kita dapat
membedakan obat yang bekerja di oral, dalam, dan luar (topical), serta membantu
pekerjaan dalam bidang forensik dalam mengidentifikasi manusia dengan manusia
yang lain, karena pada kulit manusia terdapat susunan DNA yang berbeda antara
satu manusia dengan yang lainnya.
I.2. Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan
tujuan untuk memberikan penjelasan yang lebih mendalam mengenai anatomi kulit.
Diharapkan mahasiswa dapat memahami konsep-konsep dan teori mengenai
anatomi kulit.
I.3. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun makalah ini
adalah metode pustaka dan studi literature, yaitu dengan mencari dan mengumpulkan
informasi penting dari berbagai sumber seperti buku – buku perpustakaan dan
website atau situs- situs internet yang terkait.
I.4. Sistematika
Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
II.1
Gambaran Umum
Kulit merupakan organ tubuh paling besar
yang melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada
di dalamnya. Luas kulit pada manusia rata-rata 2 meter persegi dengan berat 10
kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya
sekitar 16 % dari berat badan seseorang.
Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai
macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui
sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus
menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati),
respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta
pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra
violet matahari.
Sifat-sifat anatomis dan fisiologis kulit di berbagai daerah
tubuh sangat berbeda. Sifat-sifat anatomis yang khas, berhubungan erat dengan
tuntutan-tuntutan faali yang berbeda di masing-masing daerah tubuh, seperti
halnya kulit di telapak tangan, telapak kaki, kelopak mata, ketiak dan bagian
lainnya merupakan pencerminan penyesuaiannya kepad fungsinya masing - masing.
Kulit di daerah – daerah tersebut berbeda ketebalannya, keeratan hubungannya
dengan lapisan bagian dalam, dan berbeda pula dalam jenis serta banyaknya andeksa
yang ada di dalam lapisan kulitnya.
Pada permukaan kulit terlihat adanya alur-alur atau
garis-garis halus yang membentuk pola yang berbeda di berbagai daerah tubuh
serta bersifat khas bagi setiap orang, seperti yang ada pada jari-jari tangan,
telapak tangan dan telapak kaki atau dikenal dengan pola sidik jari (dermatoglifi).
II.2
Anatomi Kulit
Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu : epidermis (kulit
ari), dermis (kulit jangat atau korium) dan lapisan subkutan.
Sebagai gambaran, penampang lintang dan visualisasi struktur lapisan kulit
tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
1. Epidermis (kulit ari)
Gambar : Penampang Lapisan Kulit Ari (Epidermis)
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar
yang paling menarik untuk diperhatikan dalam perawatan kulit, karena kosmetik
dipakai pada bagian epidermis. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai
bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak
tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,05 milimeter
terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit.
Tidak ada terdapat pembuluh darah pada epidermis. Epidermis melekat erat
pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan
cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler
dermis ke dalam epidermis. Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit,
yaitu :
a. Lapisan tanduk (stratum
corneum)
Merupakan lapisan epidermis yang paling atas,
dan menutupi semua lapisan epiderma lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas
beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses
metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air.
Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah
baris keratinosit jauh lebih banyak, karena di bagian ini lapisan tanduk
jauh lebih tebal. Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu
sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten terhadap
bahan-bahan kimia. Lapisan ini dikenal dengan lapisan horny, terdiri
dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas dan digantikan oleh sel yang baru
setiap 4 minggu, karena usia setiap sel biasanya hanya 28 hari. Pada saat
terlepas, kondisi kulit akan terasa sedikit kasar sampai muncul lapisan baru.
Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung
sepanjang hidup, menjadikan kulit ari memiliki self repairing capacity atau
kemampuan memperbaiki diri. Bertambahnya usia dapat menyebabkan proses
keratinisasi berjalan lebih lambat. Ketika usia mencapai sekitar 60 tahunan,
proses keratinisasi, membutuhkan waktu sekitar 45 - 50 hari, akibatnya lapisan
tanduk yang sudah menjadi lebih kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul
bercak-bercak putih karena melanosit lambat bekerja dan penyebaran melanin
tidak lagi merata serta tidak lagi cepat digantikan oleh lapisan tanduk baru.
Daya elastisitas kulit pada lapisan ini sangat
kecil, dan lapisan ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya penguapan air
dari lapis-lapis kulit lebih dalam sehingga mampu memelihara tonus dan turgor
kulit, tetapi lapisan tanduk memiliki daya serap air yang cukup besar.
b. Lapisan bening (stratum
lucidum)
Disebut juga lapisan barrier, terletak
tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung lapisan
tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma
sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga
dapat dilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas
pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari
lapisan bening.
c. Lapisan berbutir (stratum
granulosum)
Tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk
kumparan yang mengandung butir-butir di dalam protoplasmanya, berbutir kasa dan
berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling jelas pada kulit telapak tangan
dan telapak kaki.
d. Lapisan bertaju (stratum
spinosum)
Disebut juga lapisan malphigi terdiri
atas sel-sel yang saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan
protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan,
maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil
yang terdiri atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju normal,
tersusun menjadi beberapa baris.
Bentuk sel berkisar antara bulat ke bersudut
banyak (polygonal), dan makin ke arah permukaan kulit makin besar ukurannya.
Di antara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus yang berguna untuk
peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir melanin.
Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam, banyak yang berada dalam salah
satu tahap mitosis. Kesatuankesatuan lapisan taju mempunyai susunan kimiawi
yang khas; inti inti sel dalam bagian basal lapis taju mengandung kolesterol,
asam amino dan glutation
e. Lapisan benih (stratum
germinativum atau stratum basale)
Merupakan lapisan terbawah epidermis,
dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak lurus
terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu dengan
lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang membatasi
epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap
pengaturan metabolisme demo-epidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam
lapisan ini sel-sel epidermis bertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi
bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam
lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells, melanoblas atau
melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.
- Dermis
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf
perasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar
palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot
penegak rambut (muskulus arektor pili). Sel-sel umbi rambut yang berada
di dasar kandung rambut, terus-menerus membelah dalam membentuk batang rambut.
Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan minyak
yang mencapai permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit jangat sering
disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk ketebalan kulit.
Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara 1 - 2 mm dan yang paling
tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak
tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks
interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel.
Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat,
memungkinkan membedakan berbagai rangsangan dari luar. Masingmasing saraf
perasa memiliki fungsi tertentu, seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa
sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin. Saraf perasa juga memungkinkan
segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat merugikan diri kita. Jika kita
mendadak menjadi sangat takut atau sangat tegang, otot penegak rambut yang
menempel di kandung rambut, akan mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu
kuduk berdiri. Kelenjar palit yan menempel di kandung rambut memproduksi minyak
untuk melumasi permukaan kulit dan batang rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan
melalui muara kandung rambut. Kelenjar keringat menghasilkan cairan keringat
yang dikeluarkan ke permukaan kulit melalui pori-pori kulit. Di permukaan
kulit, minyak dan keringat membentuk lapisan pelindung yang disebut acid
mantel atau sawar asam dengan nilai pH sekitar 5,5. sawar asam merupakan
penghalang alami yang efektif dalam menangkal berkembang biaknya jamur, bakteri
dan berbagai jasad renik lainnya di permukaan kulit. Keberadaan dan
keseimbangan nilai pH, perlu terus-menerus dipertahankan dan dijaga agar jangan
sampai menghilang oleh pemakaian kosmetika.
Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat
elastic yang dapat membuat kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan
serat protein ini yang disebut kolagen. Serat-serat kolagen ini
disebut juga jaringan penunjang, karena fungsinya dalam
membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan kelenturan kulit.
Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang
elastis dan mudah mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan
kulit berkerut yaitu faktor usia atau kekurangan gizi. Dari fungsi ini tampak
bahwa kolagen mempunyai peran penting bagi kesehatan dan kecantikan kulit.
Perlu diperhatikan bahwa luka yang terjadi di kulit jangat dapat menimbulkan
cacat permanen, hal ini disebabkan kulit jangat tidak memiliki kemampuan
memperbaiki diri sendiri seperti yang dimiliki kulit ari.
Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar
yaitu kelenjar keringat dan kelenjar palit.
a.
Kelenjar keringat
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang
melingkar) dan duet yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada
permukaan kulit membentuk pori-pori keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi
dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan telapak tangan, telapak
kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan
membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama
dirangsang oleh panas, latihan jasmani, emosi dan obat-obat tertentu. Ada dua
jenis kelenjar keringat yaitu :
1.
Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi
cairan jernih, yaitu keringat yang mengandung 95 – 97 persen air dan mengandung
beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida, granula minyak, glusida dan
sampingan dari metabolism seluler. Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh
kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki sampai ke kulit kepala.
Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter keringat
dalam waktu 24 jam pada orang dewasa. Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing,
bergulung-gulung dan salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit yang
tidak ada rambutnya.
2.
Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat di daerah
ketiak, puting susu, pusar, daerah kelamin dan daerah sekitar dubur (anogenital)
menghasilkan cairan yang agak kental, berwarna keputih-putihan serta berbau
khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini mudah rusak dan sifatnya alkali
sehingga dapat menimbulkan bau. Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar
sebasea pada saluran folikel rambut. Kelenjar keringat apokrin jumlahnya
tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang disekresikan dari kelenjar
ini. Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil baligh dan aktivitas
kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon.
b.
Kelenjar palit (sebasea)
Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat
berdekatan dengan kandung rambut terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang
bermuara ke dalam kandung rambut (folikel). Folikel rambut
mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga kelunakan rambut. Kelenjar
palit membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali pada telapak tangan dan
telapak kaki, kelenjar palit terdapat di semua bagian tubuh terutama pada
bagian muka.
Pada umumnya, satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar
palit atau kelenjar sebasea yang bermuara pada saluran folikel
rambut. Pada kulit kepala, kelenjar palit atau kelenjar sebasea menghasilkan
minyak untuk melumasi rambut dan kulit kepala. Pada kebotakan orang dewasa,
ditemukan bahwa kelenjar palit atau kelenjar sebasea membesar
sedangkan folikel rambut mengecil. Pada kulit badan termasuk pada bagian
wajah, jika produksi minyak dari kelenjar palit atau kelenjar sebasea
berlebihan, maka kulit akan lebih berminyak sehingga memudahkan timbulnya
jerawat.
3.
Lapisan Subkutan / jaringan
penyambung
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh
darah dan limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit.
Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit
jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga
benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan
sebagai cadangan makanan.
Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang
kontur tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di
kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah
kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya
berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin kehilangan kontur. Sel
lemak ini dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan terdalam banyak
mengandung sel limposit yang menghasilkan banyak lemak. Disebut juga panikulus
adiposa yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Sel lemak berfungsi juga
sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti otot dan tulang.
Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas.Sebagai
bantalan terhadap trauma. Tempat penumpukan energi.
4. Vaskularisasi Kulit
Arteri yang memberi nutrisi pada
kulit membentuk pleksus terletak antara lapisan papiler dan retikuler dermis
dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil meninggalkan
pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri
asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi
mendapat nutrient dari dermis melalui membran epidermis. Vaskularisasi dikulit
diatur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus superfisialis dan pleksus profunda
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
III.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://dermatology.about.com/cs/skinanatomy/a/anatomy.html
(9 Mei 2010, 19.20)
Bardia Amirlak, MD.
2008. “Skin Anatomy” http://emedicine.medscape.com/article/1294744-overview ( 10 Mei 2010,
15.11)
”Anatomi dan Fisiologi Kulit”
http://cupu.web.id/anatomi-dan-fisiologi-kulit/ ( 9 Mei 2010,
19.15)
”Anatomi
Fisiologi Kulit”
http://crayonpedia.org ( 10 Mei 2010,
15.00)